[postlink]https://alfredsoftware.blogspot.com/2012/02/t-setelah-belajar-diklat-budidaya-walet.html[/postlink]T : Setelah belajar Diklat Budidaya Walet 8, dan di beberapa tempat lainnya, selama 3 tahun terakhir ini saya sukses menangani 5 unit rumah walet milik orang-orang dekat. Yang ingin saya tanyakan apakah pengalaman yang saya miliki sudah cukup untuk menjadi konsultan walet.

J : Bila ingin menjadi konsultan walet, dengan pengalaman anda tersebut, saya rasa sudah mencukupi. Tapi perlu di pahami. Pengalaman bukan hanya di ukur dengan banyaknya waktu yang anda perlukan, tapi juga di ukur seberapa banyaknya ilmu dan pengetahuan yang anda pelajari.

Sekedar contoh. Seorang yang sudah 30 tahun mapan dan sudah memiliki banyak rumah walet, belum tentu ahli dalam budidaya walet. Karena dia hanya beli rumah walet yang sudah jadi dan hanya tahu bagaimana memanen dengan perawatan secukupnya. Dan bila ada permasalahan cenderung akan kebingungan.

Tetapi seseorang dengan pengalaman 3 tahun tetapi banyak belajar dan mengamati walet serta mengikuti perkembangannya akan lebih ahli dan bila ada permasalahan biasanya lebih cepat bisa mengatasi.

Perlu di garis bawahi pula. Penanganan rumah walet mulai dari bangun, pemancingan sampai perawatan biasanya akan berbeda sesuai dengan kondisi dan situasi di daerah masing-masing.

Seorang konsultan harus dapat memberikan informasi yang benar dan jangan mengada-ada. Bila ada masalah yang kita tidak tahu bisa di pending dulu. Juga jangan berlebihan misalnya “ dalam satu tahun rumah walet si anu, berhasil saya pancing dengan sarang walet berjumlah 25 kg, 50 kg (3000 – 6000 keping sarang)”. Kecuali walet mengungsi besar-besaran, hampir mustahil angka tersebut terealisasi.



T : Saya ingin bangun rumah walet. Tapi disain rumah walet banyak tipe. Sebagian besar ada rumah monyet atau kotak sabun. Yang ingin saya tanyakan perlu atau tidak rumah moyet dibangun. Kenapa lebih banyak yang membuat rumah monyet dan apa sebab serta kegunaannya.

J : Rumah walet dengan rumah monyet atau kotak sabun adalah disain pada tahap awal beberapa pemain walet di daerah Sumatra yang akhirnya menyebar ke berbagai daerah.

Rumah monyet di buat dengan berbagai alasan dan pertimbangan antara lain:

1. Diharapkan walet mudah mencari lubang masuk.
2. Faktor ikut-ikutan. Karena orang melihat rumah walet yang ada rumah monyet sukses besar
3. Diharapkan lubang masuk lebih tinggi apabila kita mempunyai biaya hanya cukup untuk membangun 1-2 lantai saja, sehingga pencuri akan lebih sulit menjangkaunya dan walet tidak takut untuk masuk.
4. Berlomba untuk mencapai yang tertinggi. Karena diyakini dapat menarik walet lebih banyak.
5. Untuk menghemat ruangan. Karena setelah walet masuk lewat rumah monyet dan menuju lantai berikutnya, lantai tersebut akan lebih tersembunyi dari lubang masuk dan hal ini akan lebih banyak mengundang walet bersarang dan lain-lain.

Perlu diketahui. Ketika pertama kali walet masuk ke lubang masuk, walet akan cenderung terbang mengarah ke atas karena insting untuk mencari aman. Bagi walet yang sudah dewasa tidak begitu ada masalah, karena setelah hafal kondisi rumah monyet, sebagian akan dapat turun kelantai berikutnya. Itupun bila tinggi rumah monyetnya tidak lebih dari 3 meter. Bila 3-4 meter tingginya, walet dewasapun akan sedikit kesulitan.

Tetapi walet muda dan baru beberapa bulan belajar terbang akan kesulitan dan cenderung keluar masuk saja. Walaupun menetap biasanya akan menginap di rumah monyet. Kerena merasa tidak nyaman 1-2 hari akan pergi.

Lain halnya bila walet mengungsi. Ditempat mana saja akan mau asal tidak ada gangguan. Misalnya di gedung-gedung, gudang, rumah atau gubuk yang berpenghuni, apa lagi tempat yang masih kosong. Karena walet yang mengungsi sudah tidak ada pilihan dan biasanya sedang panik dan kelelahan.

Bila ingin bangun rumah monyet sebaiknya tinggi maksimal hanya 2 meter saja. Atau paling pendek 1 meter. Hal ini akan memudahkan walet ke lantai berikutnya karena jaraknya lebih dekat

0 komentar:

Posting Komentar